Minggu, 09 Januari 2011

Bocah; Ingus Polos

     Di sore yang -aku sangat lelah- karena usai camping ke pantai di Blitar, teman-teman terbaikku bertandang kerumah. Aku sangat terkejut. Tak ku sangka, mereka akan datang kerumahku. Perlu ku ingatkan, kami adalah sekawanan remaja yang sangat solid dan kini, terpisahkan oleh jarak. Karena kami mengejar masing-masing mimpi di tempat yang saling berjauhan. 24jam sehari tak pernah cukup untuk meluangkan sedikit saja waktu untuk bersama mereka. Saat ini, saat saat liburan adalah moment yang paling pas untuk menyatukan kembali kita yang bercerai berai.
  
     Kedatangan mereka, sedikit banyak telah mengingatkanku atas masa-masa kejayaan kami dulu. Tak kusangaka, waktu begitu cepat berlalu. Diantara dari mereka ada seorang yang paling kukagumi sosoknya.

     Masih  ku ingat, dulu, saat kita masih menganggap hidup adalah sebatas mengerjakan peer, uang saku, bermain dan tidur siang, ternyata merupakan awal dari semua kisah kita saat ini. Di sebuah sungai, aku ingat akan wajahnya, dan aku tersenyum, "Hey, bukankah kau adalah teman sekelasku?" itulah kira-kira maksud akan senyuman ku. Aku menyapamu dan kau membalas dengan lambaian tangan mungil itu. Aku sangat bahagia. Karena, tak kusangka, aku akan bertemu teman sekelas ku bukan di sekolah, melainkan di sungai, tempat aku biasa untuk bermain.

     Sejak pertemuan itu, entah kenapa keesokan harinya, saat aku bertemu dengannya disekolah, kami menjadi sangat akrab. Sebelumnya, aku dan dia masih sebatas mengenal nama. Mungkin ini yang dinamakan mozaik Tuhan. Huummm.. Tampaknya seperti iklan Pond's dengan semua ketidaksengajaan dalam pertemuannya. Ya, aku tak pernah menyangka, kita juga.

     Sampai pada akhirnya, tak terasa kita mulai beranjak dewasa. Mulai mengerti apa itu sahabat dan persahabatan. Kita bukan lagi seorang anak ingusan yang akan menangis ketika tak diberikan apa yang dimau. Tapi, sesuai judul, bocah adalah ingus polos. Kalau ingus mau mengalir, mengalir saja. Tak peduli orang mau bilang apa, ingus dihidung akan tetap ingus. Polos. Saat itu, kita adalah seorang gadis yang beranjak dan siap untuk menjalani kehidupan dengan apa adannya. 

     Saat itu, kita adalah seorang gadis yang beranjak dan siap untuk menjalani kehidupan dengan apa adannya. Mungkin sangat berlebihan jika aku menyebutkan kalau kita mempunyai mimpi besar dengan kesederhanaan. Tapi memang begitulah kenyataanya. Terdengar agak muluk-muluk, ku akui. Tapi aku tak tahu harus menulis apa lagi untuk menggambarkan kita saat itu. Inilah kejujuran yang tak harus selalu terdengar rasional.

     Aku ingat saat itu kita masih kelas enam SD dan merasakan apa yang biasa dirasakan anak-anak lainnya dengan kondisi seperti ini. Ya. Kita sangat ketakutan dengan perpisahan. Aku tak mau berpisah dengannya, orang yang selalu mengisi hari-hariku dengan sejuta tawa. Aku tak pernah merasakan atmofsir kebahagiaan sedahsyat ini sebelumnya. Kurasa dia memiliki daya tarik tersendiri, sebuah X factor yang sulit untuk dijabarkan. Kharismanya begitu khas dan selalu kurindukan. Sungguh, dia adalah magnet yang mampu mengirrasionalkan kelakuanku. Bahkan saat hujan petir datang, dia mau dengan sukarela mengantarku untuk pulang kerumah. Karena dia tahu pasti, aku sangat takut petir.

     Perpisahan yang kita takutkan agaknya tertunda. Padahal, aku telah didaftarkan oleh orang tuaku untuk bersekolah di luar daerahku. Tapi Tuhan tak mengizinkan kita untuk berpisah, karena aku tak diterima di sekolah tersebut. Rasa kecewa sempat muncul, tapi tersamarkan oleh perasaanku yang sangat bahagia.

     Aku selalu menikmati setiap detik pemberian Tuhan saat aku bersamanya. Melempari pohon mangga yang berbuah lebat, berharap akan ada beberapa buah yang jatuh untuk kemudian kita nikmati. Bisa dibilang, selain musim durian, musim mangga sama surganya. Kita biasa ambil (ya, mengambil buah dari pohon orang) mangga muda untuk dijadikan rujak kopyok. Rujak kopyok terdiri dari cabai, gula, garam yang seua bahan-bahan tersebut dicampur lalu dikocok sampai agak berair. Bibir sampai memerah karena kepedasan.
Oiya, inilah beberapa fotoku dengannya saat bolos sekolah kelas tiga SMP.






0 Komentar Darimu:

Posting Komentar

 

Say yeah!! Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template