... Tak hentinya kau membisiki aku. Suaramu mirip kertas. Serak- serak getas. Berserat seperti helaian rambut. Entahlah, tiba-tiba saja aku merasa sedang menahan tangis...
Pelastik itu licin ya. Bening. Seperti itulah kira-kira visualisasi masa lalu di kepalaku. Sedikit kehijauan. Beberapa sudah kusut karena seringnya di bolak-balik. Selalu ada tokoh utama dalam setiap sampul depannya. Jika di "klik", mula-mula muncul suara dari kejauhan. Semakin lama semakin mendekati kepalaku. Setelahnya muncul nuansa demi nuansa. Kalau semua settingan telah beres, barulah tokoh-tokoh yang bermain peran memainkan dialognya. Ringan sekali. Segar. Dan lembut. Persis aroma hujan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Komentar Darimu:
Posting Komentar