Senin, 11 Mei 2015

Kembara Karim

0 Komentar Darimu
Karim, jika ada yang lain, jika kau punya tempat berteduh lain selain rumah ini, aku tak akan membiarkan pintu ini terbuka siang malam. Sebab aku sudah lelah menjaga pintu, menuggumu pulang. Memastikan kau tak akan menunggu terlalu lama di depan pintu.

Jika kau punya tempat berteduh yang lain, aku tak akan membiarkanmu singgah terlalu lama. Sebab aku tahu, kau harus membagi waktumu juga dengan kunjungan-kunjugan yang lain. Singkatnya waktu dalam sehari jelas tak akan mampu menelan semua jadwal singgahanmu.

Jika kau punya tempat berteduh yang banyak, maka aku tak akan pernah memaksakan diriku untuk menyiapkan tempat tidur untukmu. Sebab bila iya, kau tak akan bermalam disini.

Rabu, 18 Maret 2015

Ngelempar Tissue Basah

0 Komentar Darimu
Akhir-akhir ini aku jadi ngerasa hebat.

*flash back*
*backsound piano dan nuansa warna jadi sephia dengan saturation rendah*
Dulu pas jaman -cupu-jahiliyah- jaman SMA, pelajaran olahraga itu yang paling asik men. Pelajaran favorit nomor dua setelah pelajaran seni rupa. Kapan lagi sih, lari-larian dapet nilai? Tapi, kalo lagi penilaian basket, nah itu payah banget pokoknya. Entahlah susah aja gitu rasanya masukin bola ke ring. Jadi aku selalu kagum dan merasa amazing liat orang yang bisa shooting dari jarak jauh tanpa merasa kepayahan.

Nah, what I'm going to say is akhir-akhir aku jadi jago melempar benda ke suatu titik. Dalam kasus ini, melempar sampah ke tempat sampah. Gila dari jarak berapapun men! Oke yang barusan itu bohong. Jarak palig jauh itu dari musholah ke tempat sampah. Jaraknya tiga meter kali. Yang kubuang waktu itu -yang sekarang jadi sering aku lakukan- membuang tisue basah bekas lap air wudhu ke tempat sampah. Yeah! Tentu saja gol.

*Ngomong-ngomong, apa ya sebutan untuk bola basket yag berhasil masuk ke ring?*

Gampang aja gitu rasanya ngelempar, meski pake tangan kiri dan tanpa kacamata! Hebat banget nggak tuh? Kayak bawah sadar aja. Refleks.
Hemm.. Mungkin ini semua ada kaitannya dengan teori id, ego dan super ego milik pak Freud. Entahlah, apapun itu aku merasa ini awesome!


Kamis, 20 November 2014

Hei!

0 Komentar Darimu
Hei! Aku benar-benar tidak percaya aku akan benar-benar bertemu denganmu. Di jalan yang panas kawasan Soekarno Hatta, usai dari Indomaret membeli tepung pisang goreng instan yang harganya enam ribu dua ratus rupiah, aku -benar-benar tak pernah mengira- aku akan bertemu denganmu.

Kita berpapasan di pembatas jalan raya dua arah kontroversial you know, daerah Mbetek. Entah apa yang membuat mataku jelalatan tak fokus berkendara saat itu -tapi mungkin karena kau akan lewat-. Bisa saja kan?

Dan yeah, kau lewat. Kita berpapasan.

Aku sempat tak menyadarinya pada setengah degup jantung pertama.

*deg!
Njir serriiuuss???
Saat kita berpapasan -setelah aku sadar bahwa itu kau- rasanya pengendara lain tiba-tiba bergerak menjadi saangaaaat lamban dan suara-suara mengedap seketika dan langit menjadi cerah dan.. dan.. oh wow semilir angin dari mana ini? (Good job, universe. Good job!) Saat itu kau berkendara dengan kaca helm terbuka, bersenandung riang sampai mulutmu menganga-nganga, alismu yang melengkung indah dan tebalnya kayak pake obat penyubur rambut itu seperti tersenyum padaku. Aku hanya bisa berkedip perlahan dan ber -cok-njir-sumpahon- dalam hati.

Ah tapi kayaknya waktu itu kamu nggak lihat aku deh. Dasar! Berkendaralah dengan serius. Jangan bersenandung seperti orang gila di jalan raya. Kau jadi tak punya waktu untuk men-senyum-i aku kan. Apa kau tidak tahu, semesta hanya memberi waktu tiga degupan jantung bagi seseorang untuk berpapasan??? Sebal -..-

Saranku, siapkan dirimu untuk pertemuan tak sengaja lainnya. Dan, jangan lupa -ini yang terpenting- tersenyumlah padaku :3(Yek. Yek nggilaniiii. Yeeeekkkk. Hush. Guyon iku maeng. Wes yo, gak usah mempersiapkan dirimu. Biarkan pertemuan kita adalah murni campur tangan semesta :D) Hoeheheehhhhh oke bor!

Minggu, 05 Oktober 2014

Senjampai Ketemu Lagi

1 Komentar Darimu
Nggak akan pernah cukup
Seberapa kalipun aku mengunjungi laman profilmu
Seberapa sering aku menanyakan kabar dirimu
Seberapa banyak aku tahu tentangmu
Itu semua nggak akan pernah cukup
Enggak akan..
Sampai aku menjumpaimu.

Tiap senja datang, rindu di dalam dadaku berulah. Lagi-lagi ia mereangsek ingin segera keluar untuk dibebaskan. Tapi aku nggak mau rindu ini lari begitu saja dibawa gelap. Meskipun mereka adalah anak-anak rindu yang nakal, namun inilah yang tersisa darimu untukku setelah masa-masa indah dan yang lainnya dilumat waktu. Rindu ini -yang akan bertambah besar setelah kurawat- akan kubawa ke pertemuan kita di ujung senja kelak sebagai bukti aku menjaga sebagian dirimu yang kau tinggalkan padaku.

Kau lihat senja agung itu disana? Senja bersayap itu, aku menitipkan salamku padanya. Aku yakin, sayapnya yang megah mampu merengkuhmu dan membisikkan kata "Wanitamu sedang menunggu. Kepergianmu meninggalkan rindu. Oleh-olehnya cuman kamu."

Selasa, 16 September 2014

Hasrat sama Kebelet sama nggak sih? Gimana kalo abaikan saja judulnya, langsung baca ke isinya :)

0 Komentar Darimu
Sekarang aku paham benar kenapa mereka menamai produk mereka dengan nama "eiger". Oke sebenarnya aku hanya sok tahu. Anggap saja "eiger" merupakan plesetan dari "eager", yang artinya adalah hasrat. Hahaha agak maksa sih emang tapi bodo amat :p

Ya kan mereka mroduksi barang-barang untuk aktivitas outdoor gitu kan. Kayak climbing, caving, hiking, buat travelling lah intinya. Nah travelling itu asik banget kan?

Emm kalo ada yang belum pernah, bayangin deh misal pergi ke gunung gitu ya. Sama temen. Walopun dia biasa aja tapi gak tau kenapa dia bisa jadi asik dengan sendirinya. Kalian ngelewati dingin malam bersama, saling membagi apa yang kalian punya, capek banget ngos-ngosan kayak mau mati karena tracknya nanjak terus, hingga pada akhirnya sampailah kalian di puncak. Bahagiaaaa banget sampe sesak di kerongkongan gara-gara nahan nangis. Indahnya langit tanah Indonesia dari puncak gunung itu bikin terharu, asli. Walopun di perjalanan tadi sempet nyumpah2, "kapok duh nggak lagi-lagi" suatu hari pasti bakalan kangen banget. Dijamin deh.

Nah kangen itu lah, dorongan untuk pergi kesana lagi lah yang disebut dengan hasrat. Semacam kebutuhan hidup - yang menuntut- untuk dipenuhi. Yooomaaan. Nagih.

Ngomong-ngomong soal nagih, aku lagi sakaw nih. Belakangan sering gelisah karena pengeeeeeeeenn bangeeeeeettt naik gunung tapi nggak bisa. Nyesek banget rasanya kayak udah ngebet banget pengen kawin eh taunya doi sodara kandung. Hahahaha diksinya sinetron banget sih -.-

Ditambah kemaren tuh ada kunjungan gitu dari Undip. Nah salah satu dari pesertanya yang -aku tau betul kalo dia- anak gunung (dari gaya dan auranya udah ketauan sih) dia mengingatkanku akan hasrat mendalam iniiiiiii. Hiks :'(

Soalnya gimanapun juga ke gunung kan butuh duit, nggak enak banget kalo mau minta ke orang tua sedangkan kondisi ekonomi keluarga lagi kurang baik :(
Sekeluarga tiap hari bokek semua

Emang musti cari kerjaan nih biar bisa kesampaian. Part time di McD? Atau ngasuh bayi? Eh tapi aku nggak suka anak-anak -.-

Emm.. apa ya? Yang bisa datengin duit gitu.

Bikin novel? Kelamaaaaannn~
Oh!! Nulis cerpen terus dimuat di koran dikasih duit nggak sih??

Apa ya? Jadi asisten pribadi presdir muda tampan nan kaya? Ahahahaha emang ada, duh kebanyakan nonton drama Korea nih -..- Serius dong.

Oke gampanglah. Pokoknya hasrat ini tak akan kubiarkan terhalang oleh dana, terlalu berharga man untuk dipadamkan begitu saja.

Yaudah yaa.. Mau tidur dulu. Besok ada kuis bunpo biar bisa bangun pagi buat belajar dulu. Hahaha sok-sokan banget sih padahal testnya juga jam satu =.=

Daaaaahh semoga hasrat ini cepat terpenuhi ya :") Kebelet banget soalnya.

Selasa, 08 Juli 2014

Seni Gejolak Hati

0 Komentar Darimu
Bulan juli, anak-anak bilang "musim maba" adalah saat-saat terdingin kota Malang. Ya, mereka menandai musim maba sebagai datangnya moment paling dingin di kota Malang. Mungkin di seluruh Indonesia karena mulai memasuki musim panas.

Entah suhu menurun berapa derajat saat malam mulai menyentuh tanah. Tapi aku suka dingin ini. You know, kerisauan tak lengkap rasanya tanpa mendung, hujan, malam dan kesuraman lainnya. Dan, dingin adalah salah satunya. Seperti ia mampu menggenapi sebagian dirimu yang hilang. Dingin mampu mendramatisir kegundahan yang sebenarnya biasa saja.

Well aku menyebutnya sebagai menikmati keresahan. Merasakan setiap gejolak aneh saat mengingat sesuatu yang buruk. Tiba-tiba aliran darah berhenti pada ulu hati, terasa sedikit nyeri namun disanalah sensasinya. Saat pada akhirnya aku dapat menangis, crap! Like, finally. Perasaan sesak inilah yang ingin aku muntahkan melalui air mata ini.

Seperti orang-orang ternyata aku juga dihinggapi kegelisahan.

Jumat, 13 Juni 2014

We Meet Again :)

0 Komentar Darimu
Aiiissssshh
Kebetulan itu keren banget ya!! Well dia itu suatu hal kecil dalam kemegahan kemungkinan yang ahhh yang anjirlah pokoknya.
 

Say yeah!! Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template